Jumat, 12 November 2010

Sekelumit tentang Penguasaan Teknologi

1. Pengantar. Istilah teknologi berasal dari kata teknik (technique), yang semula (dalam era industri perangkat keras) mengandung arti cara kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin. Dengan peralatan dan mesin itu usaha produksi barang dan jasa menjadi jauh lebih efisien dalam mengembangkan industri.Industri diangkat menjadi tulang punggung ekonomi karena menyumbangkan kontribusi besar kepada pendapatan nasional, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam percaturan dunia, khususnya melalui perdagangan, hanya negera-negara yang memiliki teknologilah yang maju. Sebaliknya mereka yang tidak memiliki teknologi akan tertinggal. Kesenjangan dalam kemampuan teknologi ini meluas kepada kesenjangan sosial ekonomi bahkan kesenjangan budaya. Dalam era teknologi digital, kesenjangan teknologi ini disebut kesenjangan digital (digital divide). Artikel kecil ini mencoba "menawarkan" pemahaman (definisi) baru tentang teknologi, serta membuat catatan untuk menumbuhkan minat ke arah penguasaan teknologi.
2. Pemahaman baru tentang teknologi. Meninjau kembali pemahaman tentang teknologi itu, terbatas sejauh mengenai pengembangan produk, dihasilkan kesimpulan bahwa teknologi adalah ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang mendasari kemampuan membuat barang atau jasa. Rumusannya adalah kemampuan penalaran untuk membuat barang atau jasa. Jadi teknologi adalah kemampuan otak manusia dan barang adalah hasil teknologi. Dalam percaturan perdagangan, penyebaran teknologi dibatasi oleh "dinding-dinding" yang dibuat secara sistematik, berupa Hak Karya Intelektual (Intelectual Property Rights, IPR), Hak Paten, Lisensi, Royalty, berbagai pungutan lain seperti pajak, dan bahkan pelatihan (di luar negeri) yang semuanya mahal. Dinding-dinding itu mengakibatkan kesenjangan kemampuan teknologi.
3. Wahana pengembangan kemampuan teknologi. Kemampuan teknologi hanya dapat diraih melalui upaya belajar, melalui upaya penelitian dan pengembangan. Penguasaan teknologi mempunyai ciri azas tangkar (multiplier effect) karena setelah menguasai teknologi untuk membuat produk (atau jasa) tertentu, maka teknologi yang telah dikuasainya itu dapat menjadi dasar untuk membuat produk (atau jasa) lain. Dengan demikian, kemampuan penalaran membuat produk itu menjadi meluas, dan kemudian menghasilkan "teknologi turutan" (spin-off technologies). Akibatnya umur teknologi sesuatu produk menjadi terbatas, dengan diketemukannya teknologi baru itu, katakanlah untuk hardware selama 5 tahun, tetapi untuk produk software, termasuk komputer usianya bahkan lebih pendek lagi, katakanlah 1 sampai 3 tahun. Atas pertanyaan "Apakah kita dapat mengejar ketinggalan teknologi?", hanya dapat kita jawab dengan mengatakan bahwa kita tidak perlu melalui tiap tahap seperti dahulu mereka mengembangkan teknologi mereka. Kita dapat mencegat dengan mempelajari teknologi mutakhir. Tetapi masalah kemampuan teknologi bukan merupakan masalah "teknis" atau masalah otak saja, melainkan terkait pula dengan masalah budaya. Cukupkah minat kita untuk menekuni usaha mencapai kemajuan? Bisakah kita membuat keputusan-keputusan, kemudian tekun dan konsisten untuk berupaya dalam pelaksanaannya? Selama 50 tahun ini kebanyakan dari kita tidak terlatih untuk merintis pembaharuan, melainkan menunggu restu atau arahan. Dapatkah kita merubah sikap kita dalam waktu singkat, misalnya "membudayakan" litbang ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar