Jumat, 12 November 2010
Teknologi komunikasi di Indonesia
Kemajuan Indonesia di bidang Informatika
Berdasarkan bacaan dan ingatannya, ia mengatakan sebenarnya kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia tidak kalah dengan Belanda. Ia memberi contoh GSM (Global System for Mobile Communications) yang di Indonesia dikenal sebagai telepon genggam. Dari dulu sudah ada di Indonesia, padahal di Eropa baru populer 3-4 tahun lalu.
Ia melihat contoh lain. Di Jarum ada seorang mahasiswa yang sangat ahli di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Tapi dilihat dari profesionalisme untuk mengembangkan software (piranti lunak), ia masih terlalu jauh untuk mencapai mutu yang baik. Karena produksi kurang baik dan tidak sesuai.
Ia juga mengakui bahwa peraturan maupun pendukung kurang. Mengapa ? "Karena prioritas pemerintah bukan pada teknologi, baru pada masalah sosial, ekonomi, dan politik. Kalau pemerintah sudah memfokuskan prioritas ke teknologi, pasti akan berkembang lebih baik." Ia yakin apa yang dikerjakan oleh pakar Indonesia akan setara dengan pakar-pakar Barat.
Telepon Genggam jadi Andalan
Yang menjadi masalah di Asia fix-line telephone (jaringan telepon kabel) tidak banyak dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat. Itulah sebabnya GSM atau telepon genggam menjadi andalan di Asia. Internet tanpa kabel, sejalan dengan pertumbuhan GSM di Asia sangat cepat. Internet mobil (bergerak) memang mahal karena tak banyak saluran telepon biasa. Luas wilayah Asia sangat besar. Internet mobil akan menjadi andalan masa depan. Orang Asia, menurut Jutta pintar-pintar. Mereka ingin menerima barang baru dan di masa depan, dalam waktu cepat, hubungan ini berupa hubungan tanpa kabel.
Perkembangan teknologi Informasi Indonesia menghadapi masalah berat, terutama karena hempasan krisis moneter pada 1997 sampai hari ini belum pulih. "Apabila ekonomi Indonesia pulih," kata Jutta. Potensi Indonesia sangat besar. Indonesia akan menjadi besar sesudah Cina dan Jepang." Melihat jumlah penduduk di suatu negara, Jutta menyatakan, sangat potensial dilihat dari pasarnya. Misalnya Cina yang jumlah penduduknya lebih dari satu miliar jiwa. Bila Indonesia berkembang menjadi pasar besar, pembangunan di bidang komunikasi pun akan meningkat. Sayang, pertumbuhan dan pembangunan di Asia hanya terpusat di kawasan tertentu saja. Itulah sebabnya tidak semua orang mempunyai saluran telepon. E-Commerce
E-commerce, menurut Jutta tidak selalu bergantung kepada Internet, tetapi juga pada staf yang terampil. Kemampuan perusahan untuk melihat sesuatu yang lebih besar dan lebih jauh juga penting. "Jadi kita harus melihat secara prospektif. Kita harus mempunyai proses yang benar dengan usaha yang benar, proses di dalam dan juga dengan orang-orang yang tepat."
Perusahaan tempatnya bekerja, WorldCom, tidak banyak diketahui orang. UUnet adalah penyedia layanan Internet terbesar. WorldCom perusahaan terbesar kedua sesudah AT&T di Amerika Serikat, mempunyai karyawan 70.000 orang, tumbuh dalam waktu singkat. Perusahaan ini baru, jadi tidak dapat dibandingkan dengan Siemens, misalnya. "Dibandingkan dengan perusahaan telco lain, WorldCom besar," tutur Jutta.
Sebagai intelijen analisis pasar untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, pekerjaan sehari-hari Jutta melakukan riset, menganalisis pasar, pelanggan, dan jaringan lain. Karena perusahaan ini multinasional, tidaklah mengherankan kalau dalam kerja hariannya, sering ia harus menghadiri rapat di berbagai kota tempat WorldCom beroperasi. (DX Komunikasi ANK / HSB)
Perekonomian menurut Penerapan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup bangsa. Pembangunan iptek merupakan sumber terbentuknya iklim inovasi yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia (SDM), yang pada akhirnya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi proses transformasi sumberdaya menjadi sumberdaya baru yang lebih bernilai. Dengan demikian peningkatan kemampuan iptek sangat diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.
Kita semua memahami bahwa kecenderungan globalisasi sudah tidak dapat dibendung lagi. Proses transformasi global yang dewasa ini sedang berlangsung pada dasarnya digerakkan oleh dua kekuatan besar, yakni perdagangan dan kemajuan teknologi. Keduanya kait-mengait dan saling menunjang. Perdagangan yang meningkat bukan hanya mendorong proses alih teknologi, tetapi juga penguatan teknologi. Sebaliknya peningkatan teknologi akan memperlancar dan mendorong arus barang, uang, jasa dan informasi. Interaksi antara keduanya itu telah mendorong terjadinya penyesuaian struktural perekonomian di banyak negara di dunia, baik di negara maju, maupun negara berkembang. Keseluruhan proses itu menghasilkan ekonomi dunia yang makin terintegrasi.
Proses perubahan yang sangat besar tersebut terjadi dengan cepat. Proses perubahan itu melahirkan tantangan- tantangan yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia. Tantangan-tantangan itu ada yang berupa peluang yang harus dimanfaatkan, tetapi juga ada yang berupa kendala yang harus diatasi, agar proses perubahan itu menguntungkan dan tidak malah merugikan masa depan bangsa Indonesia. Kendala yang berupa Lemahnya daya saing bangsa dan kemampuan iptek ditunjukkan oleh sejumlah indikator, yaitu Rendahnya kemampuan iptek nasional, Rendahnya kontribusi iptek nasional di sektor produksi.
Sekelumit tentang Penguasaan Teknologi
2. Pemahaman baru tentang teknologi. Meninjau kembali pemahaman tentang teknologi itu, terbatas sejauh mengenai pengembangan produk, dihasilkan kesimpulan bahwa teknologi adalah ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang mendasari kemampuan membuat barang atau jasa. Rumusannya adalah kemampuan penalaran untuk membuat barang atau jasa. Jadi teknologi adalah kemampuan otak manusia dan barang adalah hasil teknologi. Dalam percaturan perdagangan, penyebaran teknologi dibatasi oleh "dinding-dinding" yang dibuat secara sistematik, berupa Hak Karya Intelektual (Intelectual Property Rights, IPR), Hak Paten, Lisensi, Royalty, berbagai pungutan lain seperti pajak, dan bahkan pelatihan (di luar negeri) yang semuanya mahal. Dinding-dinding itu mengakibatkan kesenjangan kemampuan teknologi.
3. Wahana pengembangan kemampuan teknologi. Kemampuan teknologi hanya dapat diraih melalui upaya belajar, melalui upaya penelitian dan pengembangan. Penguasaan teknologi mempunyai ciri azas tangkar (multiplier effect) karena setelah menguasai teknologi untuk membuat produk (atau jasa) tertentu, maka teknologi yang telah dikuasainya itu dapat menjadi dasar untuk membuat produk (atau jasa) lain. Dengan demikian, kemampuan penalaran membuat produk itu menjadi meluas, dan kemudian menghasilkan "teknologi turutan" (spin-off technologies). Akibatnya umur teknologi sesuatu produk menjadi terbatas, dengan diketemukannya teknologi baru itu, katakanlah untuk hardware selama 5 tahun, tetapi untuk produk software, termasuk komputer usianya bahkan lebih pendek lagi, katakanlah 1 sampai 3 tahun. Atas pertanyaan "Apakah kita dapat mengejar ketinggalan teknologi?", hanya dapat kita jawab dengan mengatakan bahwa kita tidak perlu melalui tiap tahap seperti dahulu mereka mengembangkan teknologi mereka. Kita dapat mencegat dengan mempelajari teknologi mutakhir. Tetapi masalah kemampuan teknologi bukan merupakan masalah "teknis" atau masalah otak saja, melainkan terkait pula dengan masalah budaya. Cukupkah minat kita untuk menekuni usaha mencapai kemajuan? Bisakah kita membuat keputusan-keputusan, kemudian tekun dan konsisten untuk berupaya dalam pelaksanaannya? Selama 50 tahun ini kebanyakan dari kita tidak terlatih untuk merintis pembaharuan, melainkan menunggu restu atau arahan. Dapatkah kita merubah sikap kita dalam waktu singkat, misalnya "membudayakan" litbang ?
10 Langkah meningkatkan penetrasi Teknologi di Indonesia
Sudah saatnya Indonesia mengambil langkah-langkah efektif dan nyata yang mampu meningkatkan penetrasi Internet di Indonesia. Berikut merupakan pemikiran saya apa yang bisa kita lakukan:
- Bentuk ISP Sosial, bukan ISP komersil. Seperti yayasan yang bertujuan membantu masyarakat dalam mengakses internet. Pemerintah bisa mendukung dengan mengawasi ISP tersebut agar jangan menjadi ISP komersil.
- Subsudi akses internet, melalui ISP sosial pemerintah dapat memberi subsidi agar akses internet dapat lebih murah. Akses internet bersubsidi dapat digunakan oleh sekolah, perpustakaan, internet publik, dan tempat-tempat yang sifatnya sosial bukan komersil. Untuk daerah-daerah terpencil bisa mendapat akses broadband dengan fasilitas VSAT atau satelit. Nanti didaerah tersebut akses broadband baru dibagi-bagi lagi ke masyarakat setempat. Alangkah indahnya dunia internet bila tiap desa memilki akses broadband dengan VSAT yang kemudian dibagi-bagi ke masyarakatnya. Hal seperti ini cuma bisa dilakukan oleh ISP Sosial bukan ISP komersil.
- Perbanyak konten lokal. Konten lokal akan membantu masyarakat memperoleh informasi yang diinginkan. Internet merupakan informasi serba ada. Akan tetapi konten lokal masih terbatas sehingga masyarakat yang tidak mengerti bahasa Inggris akan kesulitan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Salah satu langkah mudah adalah dukung dan kembangkan aktifitas blog. Karena blog merupakan penyedia konten lokal yang saat ini berkembang pesat.
- Lokalisasi website Indonesia. Dengan menglokalisasi penyedia konten-konten berbahasa Indonesia maka akan menghemat bandwith internasional. Ada ratusan atau bahkan lebih website berbahasa Indonesia yang di hosting di luar negeri termasuk blog ini. Kenapa? Karena biaya hosting lokal lebih mahal daripada hosting di luar negeri. Seharusnya pemerintah membantu penyedian data center lokal ekonomis yang diperuntukan untuk blogger, dan penyedia konten lokal. Hal ini tentu akan memacu perkembangan konten lokal lebih cepat. Apalagi bila pemerintah memberi subsidi untuk data center lokal ini tentu lebih menarik.
- Dukung perkembangan aplikasi internet lokal. Globalisasi google,yahoo, facebook, friendster, dan website lainnya sangat pesat. Penggunaan aplikasi internet luar sangat tinggi di Indonesia. DI China pemerintahannya selalu berusaha mengembangkan aplikasi lokal yang bisa meminimalisasi akses keluar. Kreatifitas dan pengembangan aplikasi lokal harus ditingkatkan agar akses ke aplikasi internet luar bisa diminimalisasi. Dulu ada group.or.id yang berusaha memindahkan milis yahoo ke lokal sehingga diskusi milis berbahasa Indonesia tidak perlu pulang balik ke Amerika. Namun kurangnya dukungan membuat aplikasi ini tidak terdengar lagi. Alangkah bagusnya bila ada search engine Indonesia yang setara dengan Google dan betul-betul memberikan hasil pencarian lokal yang semuanya berbahasa Indonesia.
- Perbanyak akses internet publik. Dengan memberikan akses internet publik yang gratis seperti di stasiun, rumah sakit, terminal, perpustakaan, sekolah, kampus, dan tempat umum lainnya akan membantu memperkenalkan internet ke masyarakat.
- Kembangkan website-website e-learning seperti IlmuKomputer.com. Konten pembelajaran online berbahasa Indonesia sangat berguna membantu masyarakat untuk belajar. Tidak terbatas ilmu komputer saja, ilmu lain juga seperti pertanian, peternakan, dan bidang-bidang lainnya akan membantu meningkatkan pengetahuan dan pendidikan masyarakat kita.
- Sosialisasi pentingnya teknologi dalam kehidupan masyarakat. Iklan-iklan sosial mengenai pentingnya internet dan teknologi masih sangat kurang dibandingkan iklan sosial mengenai kesehatan dan pendidikan. Sudah saatnya DepKomInfo melakukan sosialisasi media agar masyarakat menyadari penting teknologi. Karena percuma bila teknologi ada namun pengguna tidak ada.
- Hukum dan undang-undang yang jelas dan tepat penerapannya sehingga dapat melindungi praktisi dan bisnis di bidang IT. Hal ini dapat meningkatkan industri IT karena terlindungi oleh hukum sehingga praktisi dan penggiat IT di Indonesia tidak takut untuk melangkah maju. Investor juga merasa takut untuk berinvestasi di Indonesia bila mereka tidak merasa aman untuk berinvestasi.
- Penghargaan terhadap tenaga IT akan membantu peningkatan SDM IT di Indonesia. Banyak tenaga ahli IT Indonesia memilih bekerja di luar negeri karena tenaga mereka lebih di hargai di luar. Di Indonesia tenaga IT dan buruh kasar seakan-akan tidak ada perbedaan dari segi penghargaan kualitas. Memang sudah ada beberapa yang memberi penghargaan sepantasnya tapi jumlahnya masih sedikit. Masih banyak perusahaan berpendapat bahwa IT hanyalah bagian yang memboroskan dana perusahaan bukan pendukung yang dapat memajukan perusahaan. IT yang memperbaiki bukan mengembangkan masih merupakan pandangan yang banyak dianut oleh perusahaan-perusahaan Indonesia. Hal ini harus dihilangkan dan memberi penghargaan yang sepantasnya bagi SDM IT yang berkualitas sehingga mereka tidak lari keluar negeri.